Pembuatan paspor Indonesia, Sejak pada tanggal 1 Juni 2017 warga Indonesia yang tinggal di Australia tidak dapat lagi mengajukan pembuatan paspor dengan melalui pos dan harus mendatangi langsung ke kantor KBRI atau KJRI, hal yang menimbulkan rasa keberatan dari beberapa warga yang tinggal di daerah yang jauh dari kota besar. Kedatangan pemohon pembuat paspor ke kantor KJRI untuk membuat paspor disebabkan karena sekarang ini untuk seluruh pemohon harus diambil sidik jarinya, dan pengambilan foto, dimana kehadiran pribadi itu sangat diperlukan.
Konjen RI untuk New South Wales, Australia Selatan dan Queenslan Selatan yakni Dr Yayan GH Mulyana sudah mengetahui soal adanya hal tersebut, yang mewajibkan datang langsung KBRI atau KJRI untuk pembuatan paspor Indonesia. Namun, ia mengatakan mereka menjalani amanat Undang-Undang nomor 6/2011 yang memang sudah mengharuskan adanya sistem pengamanan baru di paspor Indonesia tersebut.
Menurut hasil pantauan yang dilakukan ABC Australia Plus Indonesia, pembicaraan yang dilakukan mengenai keharusan warga Indonesia mendatangi langsung ke kantor KBRI atau KJRI bagi pembuatan paspor Indonesia yang terjadi, dengan beberapa orang yang mempertanyakan apakah hal tersebut memang wajib untuk dilakukan.
Kebanyakan dari mereka menyampaikan keberatannya, karena adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk proses pembuatan paspor tersebut. Adapun pernyataan keberatan dengan melalui sebuah akun komunitas di Adelaide (Australia Selatan) misalnya ada yang berpendapat yang menjelaskan betapa sulitnya yang akan dilakukannya setelah dia mengetahui bahwa dirinya dan keluarganya harus ke Sydney hanya untuk mengurus membuat paspor baru.
Padahal selama ini Australia Selatan masih berada di bawah wilayah kerja KJRI yang di Sydney, selain itu juga merangkap Queensland, sementara itu KJRI di Victoria juga membawahi wilayah pada negara bagian Tasmania.
"Menurut saya ini merupakan hal yang sangat tidak efisien bagi orang Indonesia yang tidak tinggal di Sydney. Ongkosnya jadi sangat mahal sekali untuk bisa memperbarui paspor yang hanya $ 40," ungkap seorang warga.
"Saya tinggal di sebuah kota kecil yang masih sekitar 300 km dari Adelaide. Jarak dari rumah saya ke Adelaide, harus naik bis selama 3 jam, setelah itu masih harus menuju ke dengan naik pesawat dan hotel." Jelasnya lagi.
Konjen RI Yayan Mulyana memaparkan bahwa pihaknya sudah mendengar keluhan-keluhan yang mereka rasakan. "Sebelumnya kita sudah melakukan sosialisasi mengenai hal tersebut sudah sejak tahun lalu dan sejak tanggal 1 Juni lalu, peraturan yang telah didasarkan pada keputusan UU Nomor 6/2011 ini diterapkan," kata dia.
Disebutkannya kembali bahwa untuk pembuatan paspor dengan menggunakan sidik jari dan foto biometrik memang lebih lama dari cara yang sebelumnya, namun lebih bagus dari sisi keamanan.
"Di lihat dari satu sisi, menggunakan paspor biometrik ini memang agak lebih mahal, karena adanya perangkat keras yang harus digunakan, namun di sisi lain dapat menjamin keamanan, juga untuk dapat mencegah adanya pemalsuan paspor," tambahnya.
Dijelaskan oleh Konjen bahwa dalam setiap pembuatan paspor, yang diambil adalahdari setiap pemohon harus dikirim langsung ke Dirjen Imigrasi di Jakarta sebelum proses selanjutnya bisa dilakukan.
"Dalam proses sebelumnya, sesuatu yang bisa diselesaikan dalam waktu 5 atau 10 menit, sekarang mungkin diperlukan waktu 30 menit. Hal-hal seperti pengambilan gambar atau pengambila sehingga sidik jari memerlukan waktu agak lebih lama dari yang sebelumnya," jelas Yayan.
Oleh karena itu, KJRI Sydney sekarang ini sedang memperpanjang masa pelayananan selama dua jam setiap harinya. Tidak menjadi suatu keharusan jika ]dibuat di Sydney
Menurut keterangan dari KJRI Sydney, persoalan yang seang dihadapi di wilayah kerja dimana warga ada yang tinggal jauh dari kantor pembuatan paspor sudah diketahui dan dilaporkan ke Dirjen Imigrasi di Jakarta.
"Kami telah melakukan pengajuan usulan dengan adanya portable equipment atau peralatan yang masih bisa untuk dibawa, sehingga kami dapat berkunjung ke daerah lain. Namun sampai sekarang belum ada jawaban, dan hal seperti ini kan masih diperlukan juga uji coba. Perkiraan saya untuk perwakilan Indonesia di luar negeri di Amerika, Eropa atau di Asia juga akan memerlukan peralatan seperti ini bila ada," tambah Konjen Yayan Mulyana.
Oleh karena itu, untuk sementara, KJRI Sydney tidak bisa mendatangi kota-kota lain untuk memudahkan pembuatan paspor seperti yang pernah dilakukan di masa lalu.Ini disebabkan karena peralatan untuk pembuat foto dan juga sidik jari tidak dapat untuk dipindahkan dengan mudah.
Menjawab pertanyaan, apakah warga Indonesia yang tinggal di wilayah kerja tertentu harus membuat paspor di KJRI yang membawahi wilayah tersebut, Konjen Yayan mengatakan “tidak”.
"Kita bisa saja untuk membuat paspor di kantor yang memiliki fasilitas terbaru ini. Jadi kalau anda tinggal di Adelaide dan kebetulan hendak bepergian menuju ke Melbourne, anda dapat membuat janji untuk membuat paspor di sana," tambahnya lagi.
0 Response to "Pembuatan Paspor Indonesia Wajib Mendatangi Langsung KBRI atau KJRI"